Sabtu, 05 September 2009

Sahabatku Itu Bukanlah Ilalang

Started from now, i wanna create a new category namely "Behind the Story". The title was inspired by "behind the scene" of some films heheh...I thought it'll be great if my mates read my short story (cerpen) and how that story appeared at all once. But, because my english isn't as good as you, i will write it in bahasa campursari (hehe,,mixed language kali inggrisnya). moga aja, suatu waktu, i could write it with full-english (coz i love u full..hehe..disconnect neh).
ok, kita mulai dari cerita "BUKAN ILALANG". udah baca belum, yg belum klik disini
Cerpen BUKAN ILALANG ini berawal dari kisah pertemuanku dengan seorang sahabat setelah tiga tahun berpisah. Namanya simpel, MINA. Tapi ternyata perjalanan hidupnya serta kepribadiannya tak sesimpel namanya.

Kami berteman jauh sebelum aku berteman dengan kalian, sejak kelas satu SD. Boleh dikata, dia adalah sahabat saya yang melewati begitu banyak memori. Saya rangking satu, dia rangking dua, saya pintar bahasa, dia jago exact science, saya masuk pesantren juga bersamanya, ibuku ibunya, ayahku ayahnya, begitulah. Hobi kami sama. Guru yg kami benci sama. Banyak samanya deh.

Tanggal lahir kami pun hanya beda satu hari. saya tanggal 20, dan dia 21. Dan Allah pun menakdirkannya menikah sepuluh hari sebelum saya menikah. Tapi, takdir kami ternyata amat berbeda...

Dia berubah,,ya,,,dia berubah. Bukan Mina yg kukenal dulu. Pernikahannya diwarnai rumor yang kudengar diantara bilik-bilik dapur dan ruang tamu. Biasa, orang kampung kalau kumpul, aib orang dikupas satu2. Aku teriris, miris. DIa (mungkin...) MBA married by accident)!!! Saya tak percaya, tapi matanya tak dapat menyembunyikannya ( saya telah mengenalmu berapa tahun Mina, saya bisa membaca matamu).

Kupandangi baju pengantinnya. Baju adat kebanggaannya. Saya kemudian keluar, menjauh dari kamar hiasnya, aku tak kuasa melihat tubuhnya dijamah perias laki2 bergaya perempuan itu. Tidaaak!!

Jilbabnya terbang jauh seperti hatiku. Wajahnya begitu tebal dan kepalanya penuh hairtonic ato apalah istilahnya sampai rambutnya mengeras begitu. Ashar kemudian maghrib terlewat dan tak kulihat dia shalat (mungkin dia sedang uzur alias mens, pikirku).

Dia tak menentang baju adat yang menampilkan sebagian auratnya itu. Dia dengan senyumnya menikmati semua itu. Dan sebelum naik ke pelaminan, dia berkata padaku:

"Ya ampun,May...jilbabmu lebar banget..."

Saya tersenyum padahal hatiku menangis. Bukan jilbabku yg terlalu lebar, tapi diri kamu yang tak lagi membiarkannya membalutimu.

Tepat sepuluh hari kemudian, saya juga memakai baju adat itu, tapi jilbabku tetap bertahan di tempatnya. Periasku perempuan, Mina, bukan laki2. Kesucian ragaku tak kuingin terjamah kcuali oleh CINTA halalku.

Saya hadir di pernikahannya, tapi dia tak hadir di pernikahanku. Mungkin itu suatu tanda bahwa kita telah memilih jalan masing2.

Mina, kamu memang bukan ilalang yang liar dan kuat oleh topan. Tapi kamu tetap sahabatku. i miss u meski kamu udah melupakanku.

8 komentar:

Lingga [blolang] mengatakan...

Saya ikut prihatin, saya sangat miris dan sering sekali memalikan telinga (kalau bisa) kalau mendengar cerita tentang orang yang MBA, sungguh menyayat hati saya.
Apa ini True Story mbak??
Selamat buat pernikahan mbak ya...
Salam kenal..

Unknown mengatakan...

true storylah...hehe,,,hiks,,,
lam kenal juga

netmild mengatakan...

kisah yang mengharukan aduh kok bisa ya

salam kenal sobat

Ocim mengatakan...

wah panjang ceritanya soal ilalang, saya bookmark duLu buat ngabuburit

thanksfor story

Unknown mengatakan...

@netmild: iya, sy juga gak nyangka bisa bgni takdir kami hiks..
lam kenal juga y

@ocim: kamu emang teman yg care deh ^^

JUSBIANTORO mengatakan...

wah cerita yang seru...... lanjutkan...

bundadontworry mengatakan...

terima kasih Mbak, sudah berkunjung ke blog saya,sering2 mampir lagi ya...........:D :D
Tentang Mina, manusia memang diperkenankan utk memili jalan hidupnya sendiri, agama kita (islam) tdk pernah memaksakan orang utk menjadi kafir atau mukmin.
Kita doakan saja, Semoga Allah swt masih memberikan kesempatan pd Mina utk kembali dlm kasih sayangNYA.
Kasus Mina ini juga bisa jadi cerminan diri kita, sudahkah kita menjalani agama kita sesuai tuntunan Rasulullah saw.
Salam.

Unknown mengatakan...

@bian: lanjutkan ya,,lebih cepat lebih baik hahah,,,

@bunda: wah, bunda udah dpt lagi satu hukmah di balik cerita ini, sama2 bunda,,,terima kasih y^^