Kamis, 01 Agustus 2013

Antara Aku, Teori Darwin, dan Monyet-monyet Itu

Ini dongeng setahun lalu...
Alkisah, aku pun akhirnya terdampar di sebuah pulau kecil di dalam pulau besar berbentuk huruf K di peta. Hutan bakau yang rapat, udara yang ramai oleh pekik burung-burung, bunyi motor perahu mesin yang meraung-raung dan suara-suara lain yang nantinya kukenal sebagai 'nenek moyang manusia'. Yeah, menurut teori Darwin kita ini semua berasal dr monyet/simpanse/kera/lutung atau apapun namanya yg penting bukan kera sakti haha.

Belum juga sempat bayar karcis masuk, kakiku sudah ditarik-tarik oleh 'saudara versi Darwin'ku itu. Dua-tiga ekor dari mereka mendekat. Ekornya yang panjang menari ke kiri dan ke kanan. Mereka dengan kompak berteriak "ngik-ngik" yg kuartikan sbg ucapan "welcome home, sister". Aku tersenyum dan melemparkan satu bungkus kacang telor kesukaan mereka. Dan mereka berteriak again: "ngik ngik" yg artinya "sister tau bgt sih yg gue mau!".

Argghhh tidaakk, jgn2 kita betul bersaudara krn mengapa bahasa kalian seperti kupaham saja?!

Ok, back to dunia nyata. Actually, kondisi badanku lg gak fit skrg. Tapi these monkey stories merengek-rengek minta diposting. Kebetulan jg pengen nge-blog tp kehabisan bahan. Teringat cerita ini yg blm pnh smpt kupublish. So, here we go!


Subuh pekat kita udah berangkat


Saat matahari terbit, pulau itu pun sudah terlihat

Closer...


Ga tau knp namanya Pulau Kembang, pdhl ga liat ada kembang di sini


Tryin' my best to copy my 'brother's style'  :p


Entah siapa ayahnya, warna kulit anaknya gak sama dg ibunya? Percayalah, kasus ini jg tjadi pd manusia :D


Takut-takut tapi penasaran juga :D






Oh, feeling so peaceful by looking this view :)

Di ujung jembatan, ada rumah tua. Ini dia tempatnya ibu dari segala kera. Kata pawangnya, umurnya udah seratus tahun. Ah, yang benner?! Badannya memang keliatan penuh lemak sana-sini. Dan bokongnya...uhlala...aku gak bisa jelasin bentuknya. Silakan liat sendiri fotonya. Oh ya, ibu kera ini lbh milih gak kemana-mana. Sepertinya dia udah gak sanggup bergerak. Dia hanya tinggal menunggu "fans"nya di sini. Jembatannya pun sudah nyaris ambruk. Tak ada satu pun pengunjung berani menyeberang. Tapi bukan Maya namanya klo ga nekad haha.

Huft, untungnya berat badanku seperti kapas. Hhihi. Suerr, saat itu badanku dingin gemetaran. Kata pawangnya si ibu kera ini ga ramah dan bisa tiba2 menggigit. Wuihhh...sesama ibu-ibu jgn saling menggigit dunk! 

And finally!
Aduhh, kakiku udah ga bs gerak soalnya jembatannya kyk mau roboh


Dia ga mau noleh ke kamera pdhl udah susah payah aku mendekat :(


Narsis bentar soalnya Si Ade udah merengek pulang

Yap, sekian dulu dongengnya. Soalnya badan jg  udah lemes minta istirahat. Bye!

7 komentar:

Unknown mengatakan...

panoramanya keren ya..masih alami

Hariyanti Sukma mengatakan...

Oh ya sering dengar kampung monyet2 di Kal-Sel, tapi walau saya juga berada di pulau yg sama Kal - Tim , tapi blm pernah kesana

Lidya Fitrian mengatakan...

aku takut sama monyet :) salam kenal juga, terima kasih ya sudah berkunjung

Cipu Suaib mengatakan...

Monyet disini nampaknya lebih ramah dari monyet monyet di Bali yah.Kalau di Bali, monyetnya main rampas....

Happy ied Mayya, mohon maaf lahir batin

TS Frima mengatakan...

antara monyet dan pisannya? ^^

Mohon maaf lahir bathin :)
Selamat lebaran bagi yang merayakan, selamat liburan bagi yang tidak :D

Hariyanto Wijoyo mengatakan...

Gema Takbir Menyapa Semesta,
Membesarkan dan Mengagungkan Yang Maha Esa nan Maha Suci,
Bersihkan Hati Kembali Fitri di Hari Kemenangan,
Terkadang Mata Salah Melihat dan Mulut Salah Berucap,
Hati kadang salah menduga serta Sikap Khilaf dalam Berprilaku,
Bila Ada Salah Kata, Khilaf Perbuatan dan Sikap,
Bila Ada Salah Baca dan Salah Komentar,
Mohon Dimaafkan Lahir dan Batin,
Selamat Merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1434 H

amaq aziz mengatakan...

kirain sempet ngobrol ama monyetnya karena kebenaran teori darwin, eh taunya numpang narsis ama monyet2, wkwkwk..