Senin, 27 Mei 2013

Membaca Politik di Indonesia

Hmm...sebuah judul yg serius. Uh, tapi begitulah kenyataannya. Realitanya, situasi politik bangsa kita malah jauh lebih serius. 
Saya bukan pengamat politik, saya cuma rakyat biasa, tapi biarkan saya bersuara. 
Situasi politik yg memanas membuat semua org gerah. Politikus atau bukan sama-sama gerah. Org2 yg biasanya nanyain kabar aja gak pernah, tiba2 muncul mendekat. Org2 yg biasanya akrab, mendadak menjauh hanya gara2 kita beda partai. Org2 yg biasanya nyantai tiba2 suka sensitif dg status-status politis. 

Beberapa anggota keluarga harus tarik-ulur main perasaan karena anak omnya caleg partai A, sedangkan sepupunya caleg partai B. Dahsyat, benar-benar dahsyat imbasnya. Hubungan-hubungan yg selama ini murni kekerabatan atau persahabatan, berubah menjadi hubungan kepentingan.

Salahkah? Atau ini memang wajar-wajar saja?

Saya kira semua manusia mempunyai kepentingan2 dalam hidupnya. Ini manusiawi. Selama itu kepentingan yg tdk merobek hati nurani dan menginjak-injak harga diri. Selama itu kepentingan yg tdk berakhir pada "jual-beli".

Lagi-lagi, saya bukan pengamat politik. Saya hanya seorang rakyat biasa yg masih optimis bahwa suatu hari politik di Indonesia akan 'dewasa'. Sekarang ia mungkin masih anak-anak yg perlu belajar benar dan salah. Optimis itu harus! Meski harus menunggu lama...

Saya bangga jadi orang Indonesia!

2 komentar:

TS Frima mengatakan...

saya gak bisa membaca politik, bisanya membaca garis tangan :D

lama saya gak Blog Walking. Apa kabar?
Selamat berakhir pekan ya :)

Miftah Wibowo mengatakan...

Memang dalam hubungan sosial perlu ada profesionalitas, kapan kita menempatkan sebagai politisi dan kapan pula kita menjadi sebuah anggota keluarga. Semoga gempuran masalah yang menimpa bangsa kelak menjadikan bangsa ini semakin maju dan dewasa. Amin