Kamis, 13 September 2012

My Holiday Trip 2012 to Brunei (part 1)

Saat aku menulis buku keduaku "Membaca Semesta", negara Bruneilah yang aku masukkan menjadi salah satu next travellingku. Kenapa harus Brunei? Pertama, karena ke Brunei gak perlu pake visa dan jaraknya dekat. Kedua, murid-murid tuitionnya my husband udah lama ngundang kami ke sana:) Ketiga, di sana banyak teman pambaca yg juga  request minta dikirimin buku keduaku hehe. Terharu, mereka baca bukuku yg pertama juga.

So gratefull, punya link pembaca hingga ke bangsa luar:)


Alhamdulillah semua persiapan lancar. Jadi, kami satu keluarga menghabiskan liburan di sana dari tgl 01 s/d 07 September. Senang banget. Negaranya mungil, dari ujung ke ujung cuma dua jam hehe. Trus, gak ada kehidupan malam di sana. Tenang dan islami seperti namanya: Abode of Peace State. Bahkan, seminggu di sana, Maya gak pernah dengar bunyi klakson marah2 kayak di tanah air kita tercinta hehe. Kayaknya, hidup org di sini bahagia banget. Rumah aja bisa diberikan gratis oleh Kerajaan:)


View dari sebuah restoran. Jalan yg sepi, no traffic jam, depan mesjid  Sultan Omar Ali Saefuddin

Mungkin sayalah org yg pling beruntung di dunia. Teman-teman Brunei benar2 ramah, so welcome, sampe2 hotel pun dibayarin. Kemana-mana naik mobil pribadi mereka bergantian. Gak perlu repot beli ole2 atau hadiah, teman2 banyak yg ngasih malah. Catatan nih mates, di Brunei transportasi umumnya nyaris susah ditemui di jalan2. Taksi muahaaal. Tak heran jika satu rumah di Brunei bisa jadi punya 5 sampe 10 mobil pribadi haha. Meski begitu, gak ada kata macet seperti Jakarta ato Makassar.

Enaknya di sana, semua tempat2 wisata free alias gak pake tiket masuk. Museum, mesjid, galeri-galeri sejarah dan budaya semuanya gak dipungut biaya. Kalo di Indonesia, toilet umum aja pake bayar haha.

Royal Regalia Building: museum alat2 kerajaan dan hadiah buat Sultan dr berbagai negara

Di Brunei ada dua mesjid yg terkenal. Semuanya berkubah emas (benar2 negara kaya!) Pertama, mesjid Sultan sebelumnya: Omar Ali Saefuddin. Lihat foto pertama di atas. Kedua, mesjid Sulthan sekarang. Meski arsitektur mesjid Sultan sekarang lbh megah, Maya lebih suka sama mesjid Omar Ali Saefuddin. Soalnya posisinya keren, menghadap sungai dan di depannya ada perahu kerajaan yg gede:)

Mesjid Jami' Ashr Sultan Hassanil Bolkiah

Oh ya, ke Brunei belum sah klo gak sempat maen ke Kampong Ayer. Sebuah pemukiman di atas air, ada berbagai jenis sekolah, ada kompleks perumahan, ada mesjid, dan galeri sejarah. Kebetulan Maya libur semester kemarin sempat jalan2 ke Banjar, miriplah dgn kampung air di Banjar (kan sama2 Borneo yaks hehe). Bedanya, di sini rumah orang kaya semua kayaknya, pake AC semua soalnya haha.

My twins kalem2 aja di atas boat hehe


Di tengah2 sungai, ada seperti bongkahan batu besar yg mirip kapal terbalik. Konon, itu kapal Malin Kundang yg berubah jd batu karena durhaka sama ibunya. Sebenarnya di Brunei namanya bukan Malin Kundang. Apa ya, aduh, Maya lupa. soalnya susah sebutnya.
Kapal Terbalik dari Batu


Dari atas boat, sempat motret kubah istana Sultan yg katanya adalah istana pribadi terbesar di dunia. Di hari raya 1-3 siapapun boleh masuk ke istana sekalian jabat tangan ama org2 istana. Dikasih angpao Idul fitri juga hehe. Jadi, yg mau masuk ke istana gratis en dapat uang salam tempel, datang aja ke Brunei pas hari raya :d

View kubah istana dari Kampong Ayer

Uniknya di Brunei, semua toko, pusat jajanan,  dan ruko, pake tulisan Arab Melayu semua. Di mall juga gitu:) Nah, kelewatan banget buta hurufnya klo gak bisa baca nama resto ini hihi:


Ini deretan ruko di sekitar hotel tempat May dan famz menginap. Awalnya Maya sempat berkerut2 kening gitu baca tulisan Arabnya. Tapi lama2 terbiasa hehe.

Ceritanya to be continued ke part 2 yaaa. Pastinya lebih seru dan unik lagi:)

1 komentar:

Emak Pelancong mengatakan...

asyik pastinya, ya....:) Salam..

ira
www.keluargapelancong.net