Usia saya masih tujuh tahun atau mungkin delapan tahun saat
mendengar nama kota itu pertama kali. Mesir. Bapak membangun imajinasiku
tentang kota pusat peradaban dunia itu melalui sebuah dongeng pandek sehabis
makan malam di ruang tamu. Ruang tamu kami begitu sederhana, hanya ada kursi
dan meja plastik seadanya dan lemari buku yang membatasi antara ruang tamu
dengan ruang makan. Tetapi dongeng-dongeng Bapak selalu membuat ruang mungil
itu menjelma menjadi kota Alexandria di satu hari dan Kairo di hari-hari yang
lain. Dongeng-dongeng Bapak bukanlah dongeng biasa karena ia selalu menjadi
pelaku utama dalam cerita.
Kadang-kadang Bapak berkisah tentang batu-batu Piramida yang luar
biasa besarnya membuat saya membayangkan bagaimana orang-orang di zaman Fir’aun
mengangkatnya. Atau cerita tentang kapal-kapal di atas Nil yang diisi dengan
penari perut. Terkadang pula Bapak bercerita tentang sulitnya meraih gelar di
Universitas al-Azhar dan saya sungguh bangga karena Bapak meraih gelar
masternya di sana.
Pada akhirnya, Mesir dan kota-kota tua di dalamnya tumbuh bersama
mimpi-mimpi seorang Mayyadah kecil. Gurun pasir, sungai Nil, hujan debu,
universitas tertua di dunia, gedung-gedung tua peninggalan kolonial Perancis di
Tahrir, masjid-masjid penuh sejarah, dan kecantikan Cleopatra yang diwarisi
perempuan pribumi Mesir adalah hal-hal yang melekat dalam alam imajinasi
kanak-kanak saya hingga remaja.
Bahkan nama saya pun diambil dari nama penyanyi
terkenal Mesir.
Sebuah kesempatan pun tiba saat saya baru saja melepas seragam
Aliyah di sebuah pesantren di Yogyakarta. Saya berpikir inilah kesempatan
satu-satunya untuk mengubah dongeng-dongeng Bapak menjadi nyata. Saya pun
mengikuti seleksi di Universitas Islam Alauddin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saya
satu-satunya peserta seleksi dari luar Jawa ketika itu. Hati saya sempat gentar
melihat teman-teman dari Gontor, Krapyak, dan pesantren besar lainnya, namun saya
tetap berusaha percaya diri bahkan hingga tes lisan berlangsung. Alhamdulillah,
dari delapan orang yang dinyatakan lulus seleksi pertama, nama saya termasuk di
dalamnya.
Pada seleksi selanjutnya di Kedutaan Mesir, Bapak mendampingi saya.
Seperti baru kemarin rasanya Bapak mengantar saya berangkat ke sekolah di hari
pertama saya berseragam merah-putih. Dan kini tinggal selangkah lagi saya akan
resmi menjadi calon mahasiswi al-Azhar Mesir. Doa Bapak, doa Mama, doa
adik-adik, dan doa saya menyatu lalu terbang ke langit. Mengetuk pintu rezeki
ilahi.
Tanggal 29 Nopember saya tak lagi berkhayal tentang Negeri Para
Nabi. Saya terbangun dari mimpi yang panjang dan mendapati diri saya bisa
terbang gratis dan sekolah gratis di sana. Subuh pekat nan dingin Kairo
menyambut saya. Dari bandara ke Wisma Indonesia saya tidak bisa melihat apapun melalui
kaca jendela karena matahari belum terbit selain lampu-lampu jalan yang
berjejer. Pagi pun tiba, saya dan teman-teman diantar menuju asrama
internasional yang disebut bu’us yang nantinya menjadi rumah kami.
Sebuah Kenangan di Alexandria with My Family |
Sepanjang perjalanan, saya tak berpaling dari jendela. Matahari musim dingin telah bergerak naik
pelan-pelan. Bangunan-bangunan berwarna coklat pucat, jalan-jalan lebar
berdebu, bis-bis tua, orang-orang berjubah, dan gerombolan mahasiswa asing di
halte menjadi kenangan pertama saya tentang Kairo. Saya menghembuskan nafas
lewat mulut membuat kaca jendela bis berkabut. Tangan saya yang dingin
menghapus kabut itu pelan-pelan seperti menghapus “Mesir imajinasi” di kepala
saya. Sejak itu saya tak lagi mendengar dongeng-dongeng Bapak, tetapi sayalah
yang akan membacakannya.
Tulisan ini adalah salah satu tulisan yg akan saya bukukan dlm My Book Project 2014 nanti. Doakan yaa:)
5 komentar:
saya juga mau dong kalau ada yang bawa ke sana :D
btw, selamat berpuasa, semoga lancar :)
Kok saya mellow ya bacanya.. :')
*menyapa setelah sekian lama ga mampir*
asik... jadi inget temen2 PII di mesir. ada tuh temen sy zamzami di mesir. di univ. al azhar, fak. syariah. pengen banget bisa ke sana ketemu ikhawah2 mesir
@rusydi: salam balik dari zamzami :)
aaaaaamii..
ditunggu yah kak postingan berikutnya.:)
Posting Komentar